Translate

Sabtu, 12 Oktober 2013

Cerita dari Turki (1)

Rasanya masih seperti mimpi. Sudah hampir 2 minggu saya sampai di negri dua benua ini, Turki. Cuaca sudah mulai dingin ketika saya datang, permulaan musih gugur. Pertama saya akan bercerita dahulu tentang bagaimana seorang cewek berumur 18 tahun bisa menjangkau Turki, bukan di kota besarnya seperti Istanbul atau Ankara, tetapi di daerah sepanjang Laut Hitam, provinsi Zonguldak dimana saya adalah calon mahasiswa Indonesia pertamanya.

Saya berangkat dari Indonesia tanggal 29 September 2013, 2 hari setelah ualng tahun saya, hari itu keberangkatan saya diiringi linangan air mata. Di terminal internasional gate D2, masih ingat sekali saya di hari itu terus memandangi kaca. Di baliknya, ada bapak saya yang menunggui saya selesai check in. Sudahlah, lupakan. Mengingat semua sebelum berangkat hanya akan membuat homesick kambuh. hehehe. Sampai di Ataturk International Airport sekitar pukul 06.30 waktu setempat bersama 25 orang lainnya yang mendapat kampus tersebar diseluruh penjuru Turki. Waktu Indonesia barat dan waktu Turki mempunyai perbedaan waktu 4 jam. Setelah turun dari pesawat, mereka yang mempunyai connecting flight menuju kota mereka masing-masing berpisah dengan kami yang akan melanjutkan perjalanan dengan bus. Diluar, kami sudah disambut oleh kakak PPI Istanbul yang akan mengarahkan kami menuju kota masing-masing. Sebetulnya, untuk menuju kota masing-masing, kami tidak perlu mengeluarkan uang lagi karena akomodasi dan transportasi kami akan diurus oleh YTB (pihak pemberi beasiswa). Tetapi ketika salah satu dari kami bertanya dimanakah stand YTB berada kepada salah satu petugas bandara, mereka mengatakan baru saja kemarin stand YTB dirobohkan. Yang bisa kami lakukan hanyalah pasrah.
Kota besar selain Istanbul seperti Ankara, Izmir, Erzurum dan sebagainya sudah tentu mudah dijangkau terutama mereka sudah mempunyai bandara untuk dijangkau melalui connecting flight. Sedangkan Zonguldak merupakan sebuah kota kecil dipinggir Laut Hitam yang mempunyai tambang batubara. Sebelumnya, saya sudah melihat direktorinya dari google map dan ternyata berjarak hanya 3 jam dari Istanbul. Saya, dan 2 teman saya; Nadya (Bursa, Uludag University) dan Roida Hasna (Canakkale, COMU) diantar oleh Kak Abieb (Istanbul University, tingkat 3) menuju Otogar. Otogar adalah tempat berkumpulnya seluruh kantor perusahaan bis yang mempunyai terminal sendiri dibelakang masing-masing kantor mereka. Perjalanan menuju otogar tidaklah mudah. Kami, 3 cewek yang masing-masing membawa koper dan tas jinjing berberat total kurang lebih 30 kg per orang (limit yang diberikan Turkish Airlines sebetulnya hanya 20kg, karena kami mengajukan permohonan penambahan kuota dengan alasan kami akan pindahan dan akan tinggal setahun akhirnya jadilah kuota menjadi 30 kg. Wes gratis, njaluk luwih sisan hahahaa). 
Perjalanan dari bandara menuju otogar ditempuh dengan tram sekitar 20 menit. Setelah sampai di stasiun otogar, kami menggeret koper kami sejauh sekitar 1 km dengan susah payah. Setelah itu, Kak Abieb mencarikan kami tiket satu persatu. Tiket menuju Zonguldak harganya adalah 40 TL (Turkish Lira). Dia bilang, perjalanan akan memakan waktu 6 jam. Saya sangat kaget waktu itu karena berbeda sekali dengan bayangan saya sebelumnya. Berarti saya akansampai di Zonguldak kurang lebih pukul 6 sore. Waktu itu, jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, jadwal keberangkatan saya adalah pukul 12.30. Kak Abieb segera mengantar saya menuju terminal dimana bis saya berada. Setelah berada di dalam bis, yang saya rasakan adalah sangat lelah dan lapar. Makanan terakhir yang saya makan adalah sarapan waktu di pesawat, pukul 5 paginya. Tapi saya rasa energinya sudah habis saat membawa koper kami menuju otogar.
Di dalam bis, saya mencoba tidur meskipun semua orang melihat ke arah saya dari tadi, mungkin karena wajah saya sangat berbeda dengan wajah kaukasian mereka, seperti bule bila di negara kita hahaha. Alhamdulillah didalam bis ada servis berupa makanan kecil dan minuman. Kondektur bus yang menawarkan minuman berbicara pada penumpang lain di depan saya, saya langsung mengambil tablet saya dan membuka kamus, apa arti dari teh karena saya ingin minum teh. “Cay” saya berkata pada pak kondektur. Resmilah, Cay adalah kata Turkish pertama saya. Setelah setengah perjalanan, bus sempat berhenti di seperti sebuah pusat oleh-oleh yang dikunjungi banyak bus.
Seperti yang sudah saya katakan didepan, saya adalah mahasiswa Indonesia pertama di Zonguldak, entah harus bangga atau sedih. Di kota lain, paling tidak sudah ada 2 atau 3 orang pendahulu yang dapat dimintai tolong oleh para junior yang baru datang. Sebelum berangkat, saya sudah menghubungi PPI Ankara, karena base PPI yang paling dekat adalah di Ankara. Sekedar informasi, Zonguldak-Ankara kurang lebih 5 jam dengan bus, bisa dibayangkan bagaimana unreacheable-nya Zonguldak sebelum saya sampai. Saya bertanya kepada mereka adakah yang bisa membantu saya disana sampai saya bisa meregistrasi semuanya. Mereka menjawab, karena rombongan junior ini datang di hari Senin, banyak yang tidak bisa membantu karena mereka semua sedang kuliah dan kemungkinan saya akan diserahkan kepada pihak YTB yang pastilah tidak bisa berbahasa Indonesia. Saya sangat khawatir setelah mendapatkan kabar tersebut sampai tidak bisa tidur.  Tapi saya pasrah saja dengan keadaan sampai akhirnya sebelum keberangkatan saya ke Zonguldak, Kak Abieb memberitahukan, sesampainya disana saya akan dijemput oleh seorang guru yang sedang mengajar disana, Pak Abbas, seorang guru dari Aceh yang sedang mengajar bahasa Inggris di sebuah sekolah dasar di Zonguldak, Fatih Koleji. Alhamdulillahirabbil alamiiiin.. Pak Abbas menjemput saya bersama guru lain, Pak Aziz, seorang Uzbekistan yang tinggal di Turki dan pernah bekerja dan tinggal dengan keluarganya di Indonesia selama 5 tahun.

Jadi itulah sepenggal cerita saya selama beberapa hari sampai di Zonguldak. Lain kali inshallah dilanjutkan. haha

5 komentar:

  1. Kak Azahra Rona, kalau boleh tau, Kk ada kawan yang kuliah di Erzurum ga? sy ingin tanya2 jika tdk keberatan :)

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum
    Saya siswa MAN kelas 11Program Keagamaan (PK)
    Kalo boleh tau, apa ada peluang buat anak PK untuk msk beasiswa turki jurusan Umum (Hub. Internasional)?
    Terima Kasih

    BalasHapus

Perempuan dan Tas Selempangnya

  Sudah lama saya mempunyai ide tentang topik ini. Berawal dari bahasan tentang pakaian pada waktu saya dan pacar bertelefon beberapa mala...