Translate

Jumat, 09 November 2018

Pigura

Hari ini hariku berubah gara-gara pigura.

Hari ini seperti biasa, aku bangun  pukul 9.30 dan goleran dulu sampai jam 10.00. Kebiasaan baru selama setelah pulang dari Turki ini. Karena satu-satunya tanggung jawabku adalah mengurus toko, yang saat ini belum bisa diurus karena satu dan lain hal. Ini cerita lain.

Lalu aku mandi, dan sarapan, bersama bapak. Selalu aku berdoa, semoga tidak ada argumen yang tidak penting ketika aku sedang di area yang sama dengannya. Dan ternyata tidak ada, syukurlah. Datanglah mbak toko ke atas, memesan 2 kopi kepada Bulik, PRT yang sudah lama melayani disini dan klepto. Oh, berarti Ibu ada tamu di bawah. Padahal kita sudah sepakat bahwa kantor bawah tidak boleh untuk menerima tamu. Yasudah.

Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan tentang proses mengambil alih toko. Kuputuskan untuk memindah meja bekas meja organ (dari kayu) yang sudah lama menganggur di koridor lantai 2 ke kamarku. Meja ini dulu digunakan untuk menaruh organ murah yang dibeli bapak, lalu rusak, tutsnya patah, lalu entah dimana organ itu sekarang. Lalu karena masih bagus dijadikan meja untuk koridor. Untuk menaruh apa saja, map, topi, kertas-kertas. Saat akan kupindah ke kamarku, banyak barang bapak, dan kutaruh di tempat lain.

Lalu ada pigura itu.

Waktu pertama kali aku melihat organ itu, aku agak sedikit familiar. Lalu aku ingat, pigura itu. Pigura itu kosong tanpa foto. Tapi aku ingat sekali foto itu pernah diisi foto pernikahan bapak dan ibu. Ibu masih muda, 27 tahun, rambutnya disangguldan bermelati. Kebayanya putih tulang. Bapak, juga masih muda, 31 tahun. Jasnya coklat muda berkopyah hitam, dikalungi melati juga. Tempat pigura itu dulu samping belakang tangga menuju lantai 3. Foto itu selalu ada disitu sepanjang yang masih kuingat.

Saat ku dapati pigura itu kosong, dan tergeletak di meja di koridor, it sank in, ya begini sudah keadaannya. mungkin agak telat menyadari itu. Tidak, sebenarnya aku sudah sadar dan tidak denial. Tapi melihat sekali lagi bukti keadaan rumah ini, it stuck me once more.


Sudah tidak ada yang perlu diketik lagi. Semoga semua menjadi lebih bahagia.

Cheers.

Perempuan dan Tas Selempangnya

  Sudah lama saya mempunyai ide tentang topik ini. Berawal dari bahasan tentang pakaian pada waktu saya dan pacar bertelefon beberapa mala...