Translate

Senin, 25 April 2016

Saya dan Makanan Turki

In this point of my life, where I’m living in Turkey, I started to realize that I am addicted to some certain things. Certain things I will miss when I graduate. Certain things that don’t exist in my home country, Indonesia. By certain things, mostly I’m talking about foods.

Selama saya tinggal di Turki, kurang lebih 3 tahunan, semenjak saya datang pertama kali kesini saya menemukan sekali banyak kultur baru, kebiasaan baru, cara baru melakukan sesuatu, dan itu semua beda sekali dengan kebiasaan dan kultur saya di kampung halaman. Mereka makan roti dan kita makan nasi. Mereka minum teh hitam dan kita minum the melati. Mereka tidak begitu doyan bumbu dimana kita kalau makan kurang bumbu tidak jadi makan. Saya jadi ingat pertama kali datang ke asrama saya di Zonguldak, saya dibimbing teman saya untuk caranya ambil makan dan saya kaget, ‘Ini semua makanan apa siiih…’.

Salah satu keragaman masakan Turki adalah mereka menggunakan plain yogurt untuk saus yang dituang di atas atau di samping makanan. YES, nggak salah baca kok. Misalnya masakan ıspanak, biber dolması, oturtma, kızartma, iskender (google ya guys) makanan-makanan tersebut menggunakan yogurt sebagai saus. Nah, dulu saya sempat jijik dan kalau mau makan menu-menu tersebut pun saya minta yang tidak pakai yogurt. Tapi lama kelamaan dan mulai kapan saya ngga inget, akhirnya saya suka juga tuh. Malah kalau tidak pakai yogurt rasanya jadi aneh. L

iskender
ispanak
biber dolmasi
Lalu ada pengalaman lagi tentang acar. Orang Turki, Timur Tengah dan Eropa Timur suka sekali membuat acar dari semua vegetable. Literally semua. Kubis, mentimun, tomat, wortel, cabai, dll. Awalnya, tradisi membikin acar ini bertujuan untuk cadangan makanan selama winter. Selama winter kebun dan ladang tidak berproduksi jadi selama musim semi dan panas mereka mengacarkan tumbuh-tumbuhan. Di Turki, acar pertama yang saya kenal adalah acar mentimun. Acar mentimun orang Turki beda dengan acar kita, acarnya tidak dipotong dan baunya sedikit ‘berbeda’. Pertama saya kenal acar itu adalah ketika roommate saya pulang dari kampung halamannya dan dia kembali ke asrama membawa setengah gallon acar. Saya yang baru pertama kali mencium baunya sampai sedih karena mereka ngga sadar kalau saya ngga suka dan saya pun sungkan mau bilang, akhirnya saya cuma bisa masuk selimut sampai pelepekan. L Tapi akhirnya saya suka juga kok dengan berbagai acar di Turki ini. Dan by the way acar favorit saya adalah acar turnip. *drooling*
acar turnip

Selanjutnya adalah tradisi minum teh. Teh yang diminum di Turki adalah teh hitam, rasanya lebih pahit dari teh melati Indonesia. Di Indonesia, teh manis, panas atau dingin, diminum pagi saat sarapan (jika ingin) atau setelah makan saja, kan? Di Turki tidak begitu, kebanyakan orang Turki minum teh tanpa gula dan teh diminum hanya saat panas, kalau dingin ya dibuang. Teh wajib ada saat sarapan, di waktu lain seperti lunch dan dinner, teh diminum setelah makan bersama desert sambil ngobrol dengan kerabat. Ufff ini mantap sekali dan budaya yang paling saya suka. Teh juga diminum ketika kamu pergi ngobrol ke café dan ngobrol bersama sahabat, atau sekedar saat istirahat sela kuliah, pokoknya teh itu jiwa.

turkish tea
Selain itu ada juga beberapa makanan yang terasa aneh di mulut orang Indonesia meskipun sudah lama tinggal di Turki, misalnya şalgam suyu; air acar wortel hitam yang rasanya sedikit berempah, ayran; minuman dari yogurt yang rasanya sedikit asin, dan buah zaitun yang biasanya dimakan dalam sarapan.

salgam suyu
Dari kesemua yang saya sampaikan diatas hanya beberapa yang saya tidak suka. Dengan tidak sadar saya sudah terbiasa dengan makanan-makanan di Turki (bukan berarti saya sudah tidak suka makanan Indonesia lo). Saya sempat kepikiran, beberapa tahun kedepan seandainya saya kepikiran tiba-tiba pingin acar turnip, lalu saya harus apa hahaha, dan saat itu juga saya juga sadar kalau di Turki ini saya tidak cuma suka acar turnip, tapi hampir semua makanan Turki.

Semoga nasib mengizinkan saya untuk mendapatkan rejeki sehingga tetap bisa makanan-makanan Turki langsung dari tanahnya. Aamiin.

Perempuan dan Tas Selempangnya

  Sudah lama saya mempunyai ide tentang topik ini. Berawal dari bahasan tentang pakaian pada waktu saya dan pacar bertelefon beberapa mala...