In this point of my
life, where I’m living in Turkey, I started to realize that I am addicted to
some certain things. Certain things I will miss when I graduate. Certain things
that don’t exist in my home country, Indonesia. By certain things, mostly I’m
talking about foods.
Selama saya tinggal di Turki, kurang lebih 3 tahunan,
semenjak saya datang pertama kali kesini saya menemukan sekali banyak kultur
baru, kebiasaan baru, cara baru melakukan sesuatu, dan itu semua beda sekali
dengan kebiasaan dan kultur saya di kampung halaman. Mereka makan roti dan kita
makan nasi. Mereka minum teh hitam dan kita minum the melati. Mereka tidak
begitu doyan bumbu dimana kita kalau makan kurang bumbu tidak jadi makan. Saya jadi
ingat pertama kali datang ke asrama saya di Zonguldak, saya dibimbing teman
saya untuk caranya ambil makan dan saya kaget, ‘Ini semua makanan apa siiih…’.
Salah satu keragaman masakan Turki adalah mereka menggunakan
plain yogurt untuk saus yang dituang di atas atau di samping makanan. YES,
nggak salah baca kok. Misalnya masakan ıspanak, biber dolması, oturtma, kızartma, iskender (google ya guys) makanan-makanan tersebut menggunakan
yogurt sebagai saus. Nah, dulu saya sempat jijik dan kalau mau makan menu-menu
tersebut pun saya minta yang tidak pakai yogurt. Tapi lama kelamaan dan mulai
kapan saya ngga inget, akhirnya saya suka juga tuh. Malah kalau tidak pakai
yogurt rasanya jadi aneh. L
iskender |
ispanak |
biber dolmasi |
Lalu ada pengalaman lagi tentang acar. Orang Turki, Timur
Tengah dan Eropa Timur suka sekali membuat acar dari semua vegetable. Literally
semua. Kubis, mentimun, tomat, wortel, cabai, dll. Awalnya, tradisi membikin
acar ini bertujuan untuk cadangan makanan selama winter. Selama winter kebun
dan ladang tidak berproduksi jadi selama musim semi dan panas mereka
mengacarkan tumbuh-tumbuhan. Di Turki, acar pertama yang saya kenal adalah acar
mentimun. Acar mentimun orang Turki beda dengan acar kita, acarnya tidak
dipotong dan baunya sedikit ‘berbeda’. Pertama saya kenal acar itu adalah
ketika roommate saya pulang dari kampung halamannya dan dia kembali ke asrama membawa
setengah gallon acar. Saya yang baru pertama kali mencium baunya sampai sedih
karena mereka ngga sadar kalau saya ngga suka dan saya pun sungkan mau bilang,
akhirnya saya cuma bisa masuk selimut sampai pelepekan. L Tapi akhirnya saya suka juga
kok dengan berbagai acar di Turki ini. Dan by the way acar favorit saya adalah
acar turnip. *drooling*
acar turnip |
Selanjutnya adalah tradisi minum teh. Teh yang diminum di
Turki adalah teh hitam, rasanya lebih pahit dari teh melati Indonesia. Di
Indonesia, teh manis, panas atau dingin, diminum pagi saat sarapan (jika ingin)
atau setelah makan saja, kan? Di Turki tidak begitu, kebanyakan orang Turki
minum teh tanpa gula dan teh diminum hanya saat panas, kalau dingin ya dibuang.
Teh wajib ada saat sarapan, di waktu lain seperti lunch dan dinner, teh diminum
setelah makan bersama desert sambil ngobrol dengan kerabat. Ufff ini mantap
sekali dan budaya yang paling saya suka. Teh juga diminum ketika kamu pergi
ngobrol ke café dan ngobrol bersama sahabat, atau sekedar saat istirahat sela
kuliah, pokoknya teh itu jiwa.
turkish tea |
Selain itu ada juga beberapa makanan yang terasa aneh di
mulut orang Indonesia meskipun sudah lama tinggal di Turki, misalnya şalgam
suyu; air acar wortel
hitam yang rasanya sedikit berempah, ayran;
minuman dari yogurt yang rasanya sedikit asin, dan buah zaitun yang biasanya
dimakan dalam sarapan.
salgam suyu |
Dari kesemua yang
saya sampaikan diatas hanya beberapa yang saya tidak suka. Dengan tidak sadar saya
sudah terbiasa dengan makanan-makanan di Turki (bukan berarti saya sudah tidak
suka makanan Indonesia lo). Saya sempat kepikiran, beberapa tahun kedepan
seandainya saya kepikiran tiba-tiba pingin acar turnip, lalu saya harus apa
hahaha, dan saat itu juga saya juga sadar kalau di Turki ini saya tidak cuma suka
acar turnip, tapi hampir semua makanan Turki.
Semoga nasib
mengizinkan saya untuk mendapatkan rejeki sehingga tetap bisa makanan-makanan
Turki langsung dari tanahnya. Aamiin.